13 October 2012

Bila Saya Menjadi Ketua PSSI

Halim Mahfudz (Sekjen PSSI), Djohar Arifin Husin (Ketua Umum PSSI), Dubes KATORI, dan Bob Hippy, Exco PSSI.
Ahwansi |Jika Anda (masih) memerhatikan perkembangan sepakbola Indonesia, pastinya banyak harapan yang menggantung saat ini.

Hal ini lumrah, mengingat kondisi sepakbola Indonesia sekarang ini dalam kondisi carut marut, babak belur dan hancur lebur.

Jika dibuatkan daftar mengenai keburukan sepakbola Indonesia sekarang ini, sepertinya tak akan habis dalam satu atau dua lembar kertas. Pasalnya, memang PR yang dibenahi sangat banyak.

Dari kompetisi di tingkat lokal saja. Ada dua kompetisi yang ingin diakui, dan kedua kompetisi yang berjalan beberapa waktu lalu tersebut mengklaim sebagai yang terbaik.

Di level timnas juga demikian. Ada dua versi timnas, yang ini dan yang itu. Sama, keduanya ingin disebut sebagai yang terbaik. Timnas yang ini bahkan sampai menantang timnas yang itu untuk bisa menentukan timnas mana yang layak mewakili negara. Luar biasa, bukan?

Dan bila dirunut ke belakang, masalahnya ada pada sosok ketua umum PSSI, yang dianggap banyak pihak bukan sosok yang tegas untuk membawa sepakbola Indonesia mewujudkan misi menjadi yang terbaik di Asia. Ketua umum PSSI yang sekarang masih berperan sebagai boneka, sementara dalangnya adalah sebuah korporasi yang menuntut keuntungan dari sebuah kompetisi di Indonesia.

Nah, jika sudah begitu, apakah dengan mengganti ketua umum PSSI bisa membereskan masalah yang menggunung itu? Bisa jadi, selama ketua umumnya punya prinsip, idealisme dan ketegasan serta misi dan visi yang pas membawa sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik.

Tapi, mengganti ketua umum PSSI saat ini belum menjadi pilihan utama. Mau tidak mau, suka tidak suka, fans sepakbola Indonesia harus menerima kondisi saat ini, dengan ketua umum PSSI yang sekarang ini, tergantung di pihak mana Anda berpihak, La Nyalla Mataliti untuk PSSI versi KPSI atau Djohar Arifin Husein untuk PSSI versi KLB.

Nah, yang jadi kemudian ditunggu adalah langkah dari masing-masing ketua umum untuk membereskan masalah yang ada sekarang ini. Keduanya saat ini lebih memilih untuk mengamankan posisi dan kursinya masing-masing, bukan lagi bersinergi untuk sepakbola Indonesia yang lebih baik.

0 komentar:

Post a Comment

"Ingat !!! Jangan Hanya Bisa Berkomentar, Berikanlah Solusi Dari Komentar Anda. Thanks"

Recent Posts