11 October 2012

7 Kesalahan Seputar Keuangan yang Kerap Dilakukan Perempuan


Ilustrasi perempuan sedang menyusun keuangan.

Ahwansi-Meski bukan hal yang menyenangkan untuk dilakukan semua perempuan, namun merencanakan keuangan adalah hal yang penting dan harus dilakukan semua perempuan, baik yang bekerja maupun tidak. 

Tidak semua perempuan melakukan kesalahan-kesalahan seputar keuangan di bawah ini, tak semua lelaki pun luput dari kesalahan-kesalahan ini, namun, menurut situs Learnvest, kebanyakan kesalahan-kesalahan di bawah ini kerap dilakukan perempuan, bahkan yang sudah terbiasa menghadapi keuangan sekalipun. 

Jadi, mari ketahui apa saja kesalahan seputar keuangan yang kerap dilakukan perempuan dan hindari kesalahan-kesalahan tersebut:

Merasa bersalah
Studi yang dilakukan situs Eversave.com menemukan, sekitar 67 persen perempuan pernah merasa bersalah telah melakukan pembelian atas sesuatu. Namun, bukan hanya soal pembelian, tetapi ada pula perasaan bersalah bila ingin keluar dari sebuah pekerjaan yang ingin ditinggalkan, ada pula perasaan bersalah bila tidak memberikan uang pada orang yang terlihat sedang penuh masalah, dan banyak hal lainnya. 

Perasaan bersalah ini tak hanya terbatas pada masalah keuangan pula. Beberapa studi menunjukkan, perempuan lebih sering merasa bersalah ketimbang lelaki. Perasaan bersalah itu yang bisa memerangkap perempuan dalam hal menjaga keuangan. 

Ingin menyelamatkan orang lain
Sejak lama dikatakan, perempuan lebih punya banyak empati ketimbang lelaki, karenanya perempuan secara instingtif memperkirakan apa yang dipikirkan dan dirasa orang lain. Namun, studi terkini yang dipublikasikan di Psychology Today mengutarakan, empati bukan kualitas diri yang didapat, namun, perempuan mencoba lebih kuat untuk berempati. 

Studi lain menemukan, perempuan merasa empatinya setara tak peduli sebagaimana mereka mengukur moralitas orang lain, sementara empati lelaki muncul tergantung dari penilaian moral mereka. Dengan kata lain, lelaki akan berempati hanya pada orang yang mereka anggap penting. Jadi, saat perempuan secara aktif mencoba bersikap pengertian, dan secara alami tidak menilai orang lain, ia bisa dibilang sedang berusaha jadi penyelamat. 

Si penyelamat pun suka membantu orang lain, termasuk dengan meminjamkan/memberikan uang kepada ibu/saudara/adik/kakak/pacar/teman/tetangga dan lainnya, supaya bisa mengangkat sedikit beban di hati. Kali lain Anda ingin membantu orang dengan keuangan, cobalah untuk menjadi lebih kritis. Perhitungkan kebutuhan Anda dan tingkat kebutuhan orang itu, termasuk memperkirakan keuangan orang itu. Meminjamkan uang adalah tindakan yang mulia, namun, akan lebih baik bila Anda membantu orang tersebut dengan sistem keuangannya, bukan hanya selalu menyuapinya dengan uang supaya bisa "gali lubang-tutup lubang". 

Tidak bicara untuk diri sendiri
Sebagian perempuan punya masalah untuk berkata "tidak", baik di rumah, kantor, atau lainnya. Sebagian perempuan bermasalah untuk menyuarakan isi hatinya, terutama bila berarti menolak sebuah permintaan. Ini adalah hal yang bisa dipahami.

Beberapa studi menunjukkan, meski banyak perempuan yang menyuarakan kepentingannya di kantor akan mendapat promosi, namun, jarang perempuan melakukan hal tersebut. Menyuarakan isi hati dan pikiran cenderung dianggap sebagai tindakan yang agresif dan tidak disukai, khususnya bila dilakukan oleh orang yang mengenakan hak tinggi. 

Bila Anda meminjamkan uang, bahkan dengan pacar yang belum resmi menjadi pasangan hidup, penting untuk menandatangani kontrak persetujuan kapan akan dikembalikannya uang tersebut. Faktanya, dokumen-dokumen seperti perjanjian pra nikah diciptakan untuk mencegah situasi-situasi keuangan yang terpisah semacam ini.

Terapi belanja
Belanja adalah hal yang bisa meningkatkan mood dan perasaan senang sementara. Perempuan sulit untuk menghambat keinginan hal ini. Namun, terapi belanja sebenarnya bisa dicegah atau dilawan. Survei yang dilakukan oleh University of Hertfordshire menemukan, motivasi utama dari 79 persen responden adalah untuk "menyenangkan diri sendiri". Bila Anda menemukan diri sedang belanja untuk melakukan terapi bahagia, cobalah untuk mencari pengalih atau bila memang sudah sangat parah dan menyebabkan utang berlipat, bicarakanlah dengan konsultan khusus supaya bisa mencari akar permasalahannya.

Membiarkan orang lain mengurus keuangan
Bagi orang yang enggan berurusan dengan angka, adalah hal yang menyenangkan bila ada yang mau mengurus keuangan pribadi, terutama bila dilakukan oleh suami. 

Namun, situs Learnvest tidak menyarankan hal tersebut. Setiap orang sebaiknya memahami urusan keuangan dirinya sendiri. Jangan sampai ketika semua urusan keuangan itu mendadak harus Anda tangani sendiri, lalu bingung sendiri dan malah kacau. Urusan keuangan juga berkait dengan urusan kartu kredit pasangan, urusan asuransi, investasi, tabungan, dan segalanya. 

Bila Anda belum memahami urusan keuangan pribadi dan keluarga, mulailah pelajari dan ikut tangani.  

Enggan bicara tentang uang
Memang, bila Anda sudah percaya kepada seseorang, terutama pasangan hidup, akan terasa lebih nyaman bila ia saja yang mengatur dan mengurus masalah keuangan. Padahal, ini adalah akar permasalahan. Bayangkan bila suatu hari Anda mendapati, suami memiliki utang begitu besar hingga Anda dan keluarga terancam tidak memiliki tempat tinggal. Jadi, penting untuk kedua individu dalam pasangan mengerti kondisi keuangan masing-masing, bukan untuk saling memperdaya atau berkompetisi, tetapi untuk saling dukung dalam hal keuangan. Ini biasa disebut, keintiman finansial. 

Hanya mengutamakan anak
Bila diilustrasikan, poin terakhir ini adalah seperti instruksi di pesawat untuk memastikan orang dewasa mengenakan masker oksigen dulu baru membantu anak kecil yang dekat dengannya mengenakan masker oksigen. Begitu pun dengan urusan finansial. 

Mengorbankan tabungan hari tua Anda untuk biaya les anak hanya akan membuat sistem pendukung keuangan anak (yakni Anda) menjadi tidak seimbang. 

Tentunya, memperhitungkan apa yang harus diutamakan dan yang mana yang bisa ditunda adalah sepenuhnya keputusan Anda. Namun, pada kondisi-kondisi tertentu, Anda akan sangat membahayakan orang lain di keluarga bila tidak bisa membiayai diri sendiri atau malah membebankan orang lain. Jadi, jangan lupa untuk mengurus diri sendiri dan hari tua Anda. 

0 komentar:

Post a Comment

"Ingat !!! Jangan Hanya Bisa Berkomentar, Berikanlah Solusi Dari Komentar Anda. Thanks"

Recent Posts